SEPERTI halnya hasil ujian nasional (UN) pada SMA/SMK dan madrasah aliah tahun ini, persentase kelulusan di tingkat SMP/MTs/SMPT pada 2010 juga mengalami penurunan sebesar 4,78% ketimbang tahun lalu, dari 95,09% menjadi 90,27%.
Dengan begitu, dari 3.605.163 siswa SMP/MTs/SMPT, sebanyak 9,73% atau 350.798 siswa harus mengulang UN pada 17-20 Mei mendatang. Penurunan hasil kelulusan UN SMP, menurut Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh, disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, pengawasan yang lebih ketat dan tingginya tingkat kejujuran di tiap daerah.
Dalam keterangan pers tentang hasil UN SMP dan sederajat, M Nuh mengakui penurunan persentase kelulusan siswa peserta UN tahun ini cukup signifikan. Namun, menurutnya, tidak selamanya hasil UN harus mengalami kenaikan. "Selalu ada batas saturasi antara 95% dan 96% lulus. Kalaupun lulus 100%, nanti banyak yang tidak percaya," cetus M Nuh.
Dia menegaskan, hasil UN justru menjadi peta bagi Kemendiknas untuk bisa memperkuat sekolah-sekolah yang standarnya di bawah rata-rata nasional. Baginya, UN adalah standar awal yang sama untuk melihat perbedaan kualitas sekolah dengan sekolah dan daerah satu dengan lainnya.
"Dengan UN Kemendiknas memiliki alamat yang jelas, sekolah mana yang harus dibantu agar kualitas pendidikannya bisa meningkat. UN hanya pintu masuk untuk perbaiki sistem pendidikan di sekolah," ujar M Nuh.
Jika kualitas kelulusan diserahkan kepada tiap-tiap sekolah, tambahnya, standar kelulusan akan berbeda di tiap sekolah, bahkan di tiap daerah.
Data Kemendiknas menunjukkan, dari 3.605.163 siswa SMP/MTs/SMPT, ada 3.254.365 siswa atau 90,27% lulus UN. Sisanya 350.798 atau 9,73% siswa harus mengulang. Mereka yang mengulang paling banyak terdapat di NTT (39,87%), diikuti Gorontalo (38,80%), Bangka Belitung (34,69%), Kalimantan Timur (29,44%), dan DKI (28,97%).
Provinsi yang paling sedikit siswa tidak lulusnya adalah Bali, yakni hanya 1,4% siswa yang mengulang UN.
Kemendiknas juga berhasil mengidentifikasi tiga siswa terbaik yang lulus dengan nilai 9,95, yakni Fitriyan Dwi Rahayu dari SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen; Ni Made Yuli Lestari dari SMP Negeri 1 Gianyar, Bali; dan Ni Kadek Indra Puspawati dari SMP Negeri 1 Abiansemal, Bali.
Sementara itu, di tempat terpisah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo begitu mengetahui sebanyak 28,97% siswa SMP di wilayahnya tidak lulus langsung menginstruksikan supaya diadakan evaluasi terhadap semua stakeholder pendidikan, mulai SD hingga SMA (sederajat) dan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI berikut jajaran di wilayah Jakarta.
"Sungguh memprihatinkan kelulusan siswa SD, SMP, dan SMA (sederajat) pada tahun ajaran (TA) 2009/2010. Berarti siswa SMP (sederajat) di DKI yang lulus hanya 71,03% dari 135.236 siswa jumlah peserta UN tahun ini," ujar Fauzi Bowo dengan mimik wajah geram, seusai meresmikan 33 bangunan sekolah yang direhab total, di SMAN 77, Jakarta Pusat, kemarin.
Lebih lanjut, Mendiknas mengatakan kualitas soal ujian susulan tidak berubah sehingga siswa yang mengulang harus belajar keras agar bisa lulus sesuai standar. Hasil UN ulangan akan diumumkan pada 25 Juni 2010.
"Jadi masih ada kesempatan persentase kelulusan bertambah," kata M Nuh. (Ssr/X-9)