Mayat ibu satu anak itu ditemukan pertama kali oleh anak perempuannya, Dewi (16), sekitar pukul 11.00. Informasi yang dihimpun menyebutkan, sejak sekitar 5 tahun lalu Jum dan suaminya Hasan (50), serta Dewi mengontrak rumah di Kampung Rawabadung itu.
Suami Jum hanyalah seorang kuli bangunan, sementara Jum mempunyai jabatan sebagai supervisor di tempatnya bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Jum kerap lembur dan bekerja hingga dini hari. Karenanya setiap hari libur yakni hari Minggu, Jum biasanya menghabiskan waktunya di rumah untuk tidur.
Hasan mengaku sangat kaget dengan perbuatan nekat istrinya. Dia sempat menyediakan sarapan pagi berupa roti dan susu bahi istrinya pada Minggu pagi. “Setiap hari Minggu istri saya pasti tidur seharian, karena capek bekerja. Jadi saya tak curiga dan meninggalkan dia di rumah. Saya sama sekali tak menyangka, dia nekat bunuh diri,” kata Hasan sedih.
Hasan menduga istrinya putus asa karena selama ini menjadi tumpuan keluarganya, serta beratnya tanggung jawab pekerjaannya sebagai supervisor. Katanya ada masalah juga di tempat kerjanya,” kata Hasan sebagaimana dirilis Wartakota, Minggu (23/5) malam.
Yasmin (38), tetangga Jum, dia mendengar Dewi berteriak histeris dan minta tolong. Menurut Yasmin, Dewi saat itubaru pulang dari rumah temannya dan menemukan ibunya sudah tewas tergantung di pintu dapur rumah kontrakannya.
“Kata Dewi, awalnya dia mangil-manggil mamanya saat pulang. Tapi tak ada yang jawab. Dewi mengira mamanya masih tidur. Tapi saat ke dapur dia melihat mamanya sudah tewas tergantung. Dengan panik, sedih, dan takut Dewi memberitahu tetangga di sini,” kata Yasmin.
Menurut Yasmin, dia dan beberapa tetangga lainnya melaporkan kasus ini ke Mapolsektro Jatinegara. Polisi dengan dibantu beberapa warga menurunkan jenasah Jum lalu dibawa ke RSCM untuk diotopsi.
Kasus ini lalu ditangani Mapolsektro Cakung, Jakarta Timur. Kapolsektro Cakung Kompol Yudhi SW mengungkapkan dari jenazah korban memang diketahui bahwa yang bersangkutan bunuh diri akibat masalah keluarga dan pekerjaannya. (*)
