Setiap tahun jumlah lulusan sarjana dari perguruan tinggi terus bertambah, sangat pesat, namun tidak diiringi tambahan lapangan kerja yang signifikan. Hampir semua orang mengamini bahwa mencari pekerjaan sekarang susah, perusahaan ataupun usaha yang sudah eksispun harus berjuang untuk tetap bertahan di dunia usaha. Mungkin juga karena pergeseran paradigma organisasi dimana sekarang ini persaingan memang sangat ketat.
Melihat dari sisi lain, persaingan diantara pencari kerja pun semakin dahsyat. Memasuki pertengahan tahun biasanya banyak lowongan pekerjaan dibuka oleh instansi-instansi besar baik pemerintah BUMN maupun swasta. Puluhan ribu pencari kerja akan bersaing merebutkan formasi yang hanya beberapa. Bursa-bursa kerja yang diadakan berbagai pihak juga selalu ramai diminati pengunjung.
Mungkin aku orang yang beberapa kali pernah ikut rekruitmen secara massal (banyak saingan.red) sehingga pernah juga merasakan suka-dukanya ngantri ambil nomor registrasi, ke luar kota ikut tes, bahkan pengalaman mengerjakan tes psikologi yang itu-itu saja
.
.
Nah tahun ini instansi2 besar seperti PLN, Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, Bulog, dan tentunya akan di susul instansi besar lainnya yang akan mengadakan seleksi penerimaan pegawai. Semoga pengalaman dan tips saya bisa sedikit membantu.
Kebetulan saya termasuk orang yang beruntung dalam urusan mencari pekerjaan, meski aku yakin banyak orang yang jauh lebih beruntung, tapi setidaknya sejak lulus, sebulan pertama sibuk mengikuti seleksi panggilan kerja, dan di awal bulan berikutnya akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang lumayan mapan. Setelah itu tercatat hanya sekitar seminggu aku pernah memiliki status menganggur tanpa kepastian/harapan, lainnya seh ikut seleksi meski sudah memiliki pekerjaan hehehe. :p
Jangan pernah mengganti nomor Handphone utama, jika anda masih menginginkan pekerjaan (lain). Bisa jadi berkas lamaran anda yang udah lama masuk ke instansi, dipertimbangkan kembali oleh HRD. Akan sangat mengurangi kesempatan anda.
Mengikuti Bursa Kerja:
Mengikuti bursa kerja memang lebih praktis dalam mencari pekerjaan. Dalam satu waktu, kita bisa melamar beberapa perusahaan yang membuka counter di bursa kerja tersebut. Selain menghemat waktu, biasanya ada beberapa perusahaan yang langsung mengadakan seleksi tes potensi personal, tes psikologi, bahkan interview selama bursa kerja berlangsung. Namun sebaiknya jangan rakus, artinya harus benar2 selektif, mana yang benar-benar lowongan yg berpotensi untuk kita.
Pengalaman mengikuti bursa kerja, saya memasukkan ke sekitar 8 perusahaan. 4 perusahaan langsung mengadakan tes potensi di sore hari, otomatis ada tiga perusahaan yang harus saya lepas untuk tidak mengikuti tes. Namun ada baiknya kompromi, meminta kesempatan tes di waktu lain kepada perusahaan yang anda acuhkan panggilannya.
Biaasanya HRDnya akan menjawab dengan ketus, tapi jangan takut untuk mencobanya (namanya juga usaha kan… ingat! Cari kerja susah..!!) dari pengalaman pribadi, 2 perusahaan yang saya tinggalkan memanggil saya kembali, dan 1 perusahaan lainnya mutung dan aku tidak dipanggil lagi.
Mencari Kerja Online (lewat internet)
untuk pengalaman yang satu ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, baca dengan jelas posisi, background pendidikan yang diinginkan perusahaan, mekanisme seleksi, ada atau tidak kartu registrasi yang harus di print atau di ambil, dan persyaratan lainnya. Jangan “maksa” kalau posisi anda tidak sesuai, tapi kalau mau berusaha memaksa juga silakan (namanya juga usaha kan..).
Pernah aku ikut melamar online lowongan di Bank Indonesia 2007, posisi Teknik Elektro (bidang saya) tidak tersedia, adanya Teknik Industri, karena ngeyel maksa aku daftar juga dengan harapan membawa nama fakultas saya Teknologi Industri masih bisa nyambung. Beberapa hari kemudian, saya diundang untuk mengikuti seleksi di UI Depok, berkas2, Ijazah, dan semua kelengkapan saya bawa. Dan ketika verifikasi data akhirnya saya disuruh pulang oleh panitia.
Hehehe.. aku dalam perjalanan pulang jadi cengar-cengir meski tidak menyesal.. betapa maksanya aku. Mungkin kenekatanku menghilangkan kesempatan orang lain yang lebih berhak dipanggil tes seleksi (akhirnya bisa mikir gitu seh karena aku dalam status telah memiliki pekerjaan tetap.. hehe rakus juga ya..).
Hal lain yang sangat penting, adalah selalu monitoring website resmi seleksi online, dan selalu cek mailbox anda bahkan sampai spam box. Biasanya apabila penerimaannya massal, mereka hanya memanggil via email dan pengumuman di web resmi.Ini yang biasanya membuat kelabakan, pernah saya mendapat panggilan via email dan masuk di spam box, dan saya tidak mengetahuinya, untunglah selalu memonitor Web Rekruitmennya. Ada baiknya anda memiliki email resmi yang IDnya berupa nama anda meskipun email dengan layanan gratis. misalkan briliant_adhi [@] yahoo.com dengan ID resmi tersebut, pelamar kerja akan terlihat lebih serius dalam mencari kerja. Penggunaan email yg biasa buat“main-main” akan mengurangi value keseriusan anda. Misalkan emailnya pria_pejantan_tangguh [@] gmail.com tentu HRD yang menerimanya juga akan merasa anda tidak serius melamar pekerjaan tersebut.
Selain itu, perhatikan juga apa-apa saja yang harus dipersiapkan ketika anda melamar di instansi pemerintah, biasanya kelengkapannya lebih ribet, kartu Kuning, Surat Keterangan Catatan Kepolisian(SKCK) ada baiknya selalu di update agar selalu siap jika ada proses mendadak, pengalaman pribadi aku pontang-panting mempersiapkan kelengkapan semacam itu.
Pernah dalam waktu 8 jam di hari kerja, saya harus mengurus Kartu Kuning, Surat Keterangan Bebas Narkoba, SKCK, serta Legalisir Ijazah dari SD-Pendidikan Terakhir. Sedangkan pada keesokan harinya berkas tersebut harus sudah masuk ke instansi tersebut. (untunglah akhirnya selesai).
Pangilan Kerja di Luar Kota
nah.. ini yang seru.. Pengalaman panggilan kerja luar kota pertama kali adalah di Solo, untuk interview di
sebuah perusahaan terbesar di sana. Kebetulan berangkat bertiga bersama kawan, naik motor dari semarang. Dan hujan penuh sepanjang perjalanan semarang-solo. Mennghubungi seorang kawan lama yang ada di solo, buat numpang bermalam di kosnya sambil bernostalgia. Wah.. mantap dan menyenangkan, apalagi jika hasilnya lolos.. wow puas banget..
Pengalaman seru lainnya, adalah panggilan kerja TransTV di jogja tahun 2006, karena tidak memperhatikan pengumuman resmi di web, aku tahu dari seorang kawan hari minggu malam, bahwa aku harus iktu seleksi jam 10 pagi esok harinya, padahal posisiku masih di Semarang. Akhirnya, subuh jam 5 aku berangkat dari semarang, dengan motor.
Dan ternyata oh ternyata tes seleksinya marathon, dimana peserta yang lolos hari itu harus ikut tes tahap selanjutnya yang diadakan di hari berikutnya. Jadi ada baiknya persiapkan pula untuk pakaian dan keperluan di luar kota tersebut untuk 2-3 hari karena pada waktu itu saya tanpa persiapan dan terpaksa mengenakan kemeja yang sama 3 hari berturut-turut, dari tes awal sampai interview yang kebetulan tepat di Hari Ulang Tahun saya. Akhirnya benar2 menjadi kado ulang tahun paling manis di usiaku yang ke 23 waktu itu.
Seleksi Massal
Jangan grogi, jangan parno, jangan nervous, dan teguhkan dengan semangat nothing to lose dan menguji kemampuan, terbukti membuat enteng tanpa beban menghadapi persaingan puluhan ribu pelamar. Yakinlah puluhan ribu para pencari kerja itu juga manusia biasa, selalu ada harapan untuk lolos tahap berikutnya. Saya selalu menerapkan prinsip tersebut, kalaupun nantinya gak lolos, itung-itung menguji sampai sejauh mana aku bisa melangkah dalam “ujian” tersebut. Kalaupun akhirnya tak lolos meski telah sampai tahap krusial, itu akan meningkatkan percaya diri untuk kesempatan seleksi di tempat lain. Pengalaman pertama seleksi massal adalah 400:10, artinya 10 posisi diperebutkan 400 orang. Rekruitmen ini yang akhir nya membuat saya pergi ke solo.
Pengalaman kedua adalah TransTV BDP VI (2006), sekitar 11.000 : 200. Kemudian Rekruitmen Bank Indonesia 2007 (entahlah kalau ini berapa puluh ribu berbanding berapa) yang jelas untuk ini saya disuruh pulang oleh panitia hehehe.. dan yang terakhir LIPI 2007, sekitar 32.000 : 200.
Tips Untuk Tes Kesehatan
jika telah melewati beberapa tahap, harus melewati tes kesehatan. Biasanya tahap paling akhir. Jangan senang dulu, gampang-gampang mudah menghadapi Tes ini. Hal pertama, di malam sebelumnya jangan begadang. Dengan begadang kadar Hemoglobin darah akan menurun, jika sampai melewati batas normal anda bisa dinyatakan gagal (pengalaman pribadi soalnya, untungnya diberikan kesempatan mengulang kembali seminggu kemudian). Untuk yang biasa mengkonsumsi narkoba harus berhati-hati, kebanyakan instansi akan langsung menolak apabila terbukti ada zat adiktif di urine atau di darah anda. Jangan makan/minum yang aneh2, seperti masakan super pedas, banyak minum es, alkohol, dsb. Lebih baik makan makanan yg biasa saja, dan banyak minum air putih sehari sebelum tes kesehatan, bahkan ada yang menganjurkan puasa selama 8 jam sebelum diambil sampel darah/urine.
Ada baiknya jika bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, ataupun kerja mandiri, kalau dalam hal ini aku juga sedang belajar. hehehe
Ada yang bilang kerja adalah ibadah, kerja adalah eksistensi diri, kerja adalah hidup itu sendiri. Namun sesungguhnya bukan itu yang terpenting. Menurut Kahlil Gibran, “Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita.”