BERITA TERBARU

Pake Sandal Ato Nggak?? Seputar Kesehatann

Posted by lihatberita | Pada : 11:53 AM



Alas kaki atau kasut adalah produk seperti sepatu dan sandal yang dipakai untuk melindungi kaki terutama bagian telapak kaki. Alas kaki melindungi kaki agar tidak cedera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, udara panas, maupun dingin. Alas kaki membuat kaki tetap bersih, melindungi dari cedera sewaktu bekerja, dan sebagai gaya busana.

Sepatu dibuat oleh pengrajin sepatu atau tukang sepatu, sedangkan ahli memperbaiki sepatu disebut tukang sol sepatu. Bahan-bahan untuk alas kaki di antaranya adalah kayu, plastik, karet, kulit, tekstil, dan serat tanaman. Alas kaki seperti sepasang sandal bisa dibuat pengrajin hanya dengan menggunakan peralatan sederhana seperti pisau, jarum, dan benang. Sementara itu, sepatu olahraga dibuat di pabrik sepatu dengan bantuan mesin-mesin.

Sebelum memakai alas kaki, orang sering mengenakan kaus kaki atau stoking agar kaki lebih nyaman dan tidak lecet. Selain itu, kaus kaki berfungsi sebagai penyerap keringat dan kelembapan sehingga kaki lebih bersih dan higienis. Dalam kebudayaan Barat, orang boleh tidak melepas alas kaki sewaktu berada di dalam rumah, sehingga berkembang perabot rumah tangga seperti kursi. Sebaliknya dalam kebudayaan Asia Timur, alas kaki dilepas sewaktu berada di dalam rumah.

Jenis
- Sepatu
o Sepatu wanita
o Sepatu kulit (sepatu formal)
o Sepatu olahraga
o Sepatu bekerja
o Sepatu bot
o Mokasin
o Loafer
o Sepatu balet

- Sandal
o Selop
o Sandal jepit
o Bakiak

Sejarah


Dari lukisan Mesir Kuno di Thebes, Mesir diketahui bahwa orang Mesir sudah mengenakan alas kaki sekitar abad ke-15 SM. Dalam lukisan digambarkan pengrajin yang duduk di kursi pendek. Seorang pengrajin sibuk bekerja membuat sandal, sedangkan seorang lagi sedang menjahit sepatu. Sandal dibuat dari bahan-bahan seperti kain, daun palem, papirus, kulit, atau bahan serupa yang dianyam.

Bagi orang Yunani dan Romawi kuno, alas kaki merupakan salah satu gaya busana yang elegan. Sandal yang disebut baxa atau baxea dibuat dari anyaman daun palem. Pemakainya adalah kalangan bawah seperti filsuf dan pendeta. Apuleius menulis bahwa pendeta muda memakai sandal dari daun palem seperti yang dikenakan orang Mesir. Pengrajin sandal disebut baxearii atau solearii. Alas kaki ringan yang dipakai di dalam rumah disebut solea , sedangkan sepatu (calceus) dipakai di luar rumah. Alas kaki yang menutupi bagian atas kaki disebut soccus, dan dikenakan di dalam rumah seperti slipper (selop) dalam kebudayaan Barat. Sepatu bot bertali yang memperlihatkan seluruh jemari kaki disebut cothurnus. Bagian alas (sol) cothurnus sering dibuat tebal dengan sisipan gabus. Pemakainya adalah penunggang kuda, aktor drama tragedi, pemburu, dan bangsawan yang ingin tampak lebih tinggi dan gagah.

Prajurit Romawi mengenakan sandal bertali dengan jari-jari yang terbuka. Bila mereka berperang di kawasan perbukitan, bagian bawah sandal dilengkapi dengan gerigi yang tajam atau paku. Bentuk dan warna sepatu bot menunjukkan jabatan dan pekerjaan. Senator Romawi mengenakan sepatu berwarna hitam dengan hiasan bulan sabit berwarna emas atau perak di bagian atas sepatu. Kaisar Romawi menghiasi sepatu bot dengan batu permata dan emas. Kaisar Aurelian melarang laki-laki mengenakan sepatu berwarna merah, kuning, putih, atau hijau karena warna-warna tersebut yang dikhususkan untuk wanita. Sementara itu, Kaisar Heliogabalus melarang wanita menghias sepatu dengan emas dan permata.

Sepatu kalangan bangsawan Eropa pada abad ke-12 dipenuhi dengan berbagai hiasan mewah. Sepatu bot Henry II berwarna hijau dengan garis-garis emas. Dari makam Henry VI dari Sicilia yang wafat tahun 1197 ditemukan sepatu dengan bagian atas dari kain emas berhias mutiara. Bagian sol dibuat dari gabus berlapis kain emas. Sepatu menutupi hingga bagian pergelangan kaki, dan dikencangkan dengan kancing kecil. Permaisuri Constance yang wafat tahun 1198 mengenakan sepatu dari kain emas berhiaskan permata, dengan pengencang berupa sabuk kulit yang diikat dengan tali.

Pengaruh Ga Pake Alas Kaki Bagi Kesehatan

Melepas alas kaki (sepatu atau sandal) ketika berada di dalam rumah merupakan suatu kebiasaan orang-orang Asia termasuk Indonesia. Selain untuk kebersihan, melepas alas kaki ketika kita bertamu ke rumah orang lain merupakan tanda penghormatan atau sopan santun terhadap tuan rumah.

Namun saat ini, banyak dari kita yang meniru gaya hidup orang barat yang tidak melepas alas kaki (kecuali sandal khusus dalam rumah) ketika berada dalam rumah atau bahkan ketika sedang tidur. Terlebih lagi ketika seorang pejabat yang merasa memiliki status sosial tinggi berkunjung ke rumah orang dengan status sosial rendah. Suatu hal yang sering kita jumpai.

Apa pengaruhnya pada kesehatan kita?

Ketika kita berada di jalan, tak kurang dari 66 juta mikroorganisme dari berbagai spesies menempel pada alas kaki. Dimana bakteri-bakteri tersebut infektif terhadap saluran pencernaan, saluran pernafasan, kulit dan mata. Menurut para ahli mikrobiologi, bakteri yang menempel pada alas kaki mampu hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri yang hidup di tempat lain. Ini dikarenakan pada saat kita berjalan, kita terus menginjak unsur-unsur yang meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Kapan bakteri-bakteri tersebut bisa menginfeksi saluran pencernaan, saluran pernafasan, kulit dan mata kita?

Jika kita masuk rumah tanpa melepas alas kaki, 90% dari bakteri-bakteri yang terdapat pada alas kaki akan pindah ke lantai rumah kita dan siap menyebar ancaman bagi kesehatan kita. Terutama anak-anak kita yang sering bermain di lantai. Dengan menyentuh lantai yang terdapat banyak bakteri, maka bakteri tersebut akan pindah ke tangan dan siap untuk dipindahkan lagi ke tempat lain misal kulit, mata, mulut, saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau bahkan anus.

Bagaimana kalau kita keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki?

Kaki kita harus dicuci dulu sebelum masuk rumah, supaya bakteri yang menempel pada kaki kita tidak berpindah ke lantai rumah kita. Namun perlu diketahui, fungsi alas kaki selain melindungi kita dari bakteri, alas kaki juga melindungi kita dari infeksi cacing tambang yang masuk melalui pori-pori kulit kaki kita. Maka seharusnya kita selalu menggunakan alas kaki ketika kita berada di luar rumah.




Share

Berita Lainnya

Template ByJasa BLOG
Source News kaskus.us kompas.com detik.com vivanews.com antaranews.com tempointeraktif.com ketik.us inilah.com beritajatim.com suryaonline.co.id google.co.id id.yahoo.com powered by BLOGGER