Desa berumur lebih dari 4 abad ini memang tidak begitu dikenal dibanding kampung Baduy, kampung Naga, desa Tenganan di Bali, desa Sasak di Lombok dll. Tapi soal keindahan dan keunikannya, desa ini menurut saya berada di jajaran teratas sebagai desa tradisional yang wajib dilestarikan.
Bayangan pertama saya adalah desa ini mirip satu desa di Galia yang sering muncul di komik Asterix dan Obelix. Bentuk bangunan yang seragam dan atapnya yang khas serta terdapat berapa batu menhir di tengah desa membuat kesan "Desa Asterix" itu makin kuat.
Sebagian besar penduduk desa ini bekerja di ladang, sementara kaum perempuan juga mencari nafkah dengan menawarkan cendera mata khas desa-desa umumnya di Flores, yaitu kain tenun ikat dan juga biji vanili bila musim panen tiba.
Jaraknya tak begitu jauh namun jalan kurang baik yang berliku
menyebabkan desa ini cukup terisolasi. Tapi Inilah sisi baiknya yang membuat desa antik dan tidak diketahui siapa pendirinya ini tetap bertahan ratusan tahun hingga saat ini.
Buat pelancong hal ini cukup
menantang, bahkan Sebelum mencapai desa ini kita akan melalui sisi gunung Inerie yang sangat menakjubkan. Keunikan desa bena makin memperkaya objek wisata yang ada di Flores selain: Kelimutu, TN Riung 17 Pulau, Goa Pra sejarah, Sawah berbentuk jaring laba-laba, Ruteng, Bajawa dan tentunya TN Komodo yang sangat terkenal.
"Flores menurut saya sangat menarik. Flores juga cocok buat para traveller atau backpacker tingkat menengah untuk bisa menambah jam terbangnya mengenal Indonesia." lihatberita.com