Ketua DPR Marzuki Alie angkat bicara mengenai rencana pembangunan gedung baru yang konon dianggarkan Rp 1,8 triliun.
"Kami bercita-cita ingin agar DPR menghasilkan produk berkualitas. Kalau orang bilang, belum kerja sudah minta bangunan baru, maka kami berpikirnya jauh ke depan. Nilai Rp 1 triliun dibandingkan Rp 1.100 triliun yang diawasi oleh Dewan tidak ada artinya," kata Marzuki dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/5/2010) petang.
Ia mengatakan, DPR harus berani mengambil keputusan pembangunan gedung itu untuk perbaikan kinerja ke depan. Alasan pembangunan gedung baru, kata dia, semata-mata karena Gedung Nusantara I sudah melebihi kapasitas.
Gedung dengan daya tampung 800 orang saat ini sudah dihuni sekitar 2500 orang. "Percayalah, kami akan mengawasi prosesnya. Kalau fungsi pengawasan budgeting dilakukan dengan baik, Rp 1 triliun itu enggak ada artinya. Banyak manfaat dan penghematan yang bisa dilakukan, kalau tugas pengawasan berjalan baik. Jangan lihat nilai rupiah, tapi nilai manfaatnya," ujarnya.
Mengenai anggaran Rp 1,8 triliun, Marzuki menjelaskan bahwa hal itu belum diputuskan. Untuk tahap awal, Rp 250 miliar disetujui untuk menyiapkan grand design yang ditargetkan selesai pada Agustus mendatang. Anggaran Rp 1,8 triliun merupakan keputusan DPR 2004-2009.
"Untuk perencanaan gedung setinggi 36 lantai di atas tanah 150.000 meter persegi, berarti harga per meter mencapai Rp 16 juta. "Angka itu sangat mahal. Kan ada standarnya. Kami akan sangat hati-hati dengan angka ini," ujar mantan Sekjen Partai Demokrat tersebut.
Kami bercita-cita, ingin agar DPR menghasilkan produk berkualitas. Kalau orang bilang, belum kerja sudah minta bangunan baru, kami berpikirnya jauh ke depan. Nilai Rp 1 triliun dibandingkan Rp 1.100 triliun yang diawasi oleh Dewan tidak ada artinya.
-- Ma