“Banyak yang cinta sama Bali. Jangan itu yang diangkat. Kalau di label itu, (Gigolo) Bali indah banget. Mengapa itu yang diangkat,” ujar kekasih Fahcry Albar ini saat ditemui di Dahsyat, Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (26/4/2010).
Menurutnya, Pariwisata Bali banyak yang didukung pemerintah. Sayang saja jika sisi gigolo Bali justru yang diangkat.
“Ya saya enggak ada komentar yang bagaimana. Kalau memang kenyataan itu memang ada,” kata dia.
Meskipun ada film yang bertemakan gigolo Bali dan bahkan masuk ke dalam festival film internasional, Marsha yakin tidak akan membuat citra Bali menjadi negatif. Menurutnya, pembuatan film itu dinilai dari seninya.
“Bukan yang negatifnya diangkat. Kalau masuk ke festival, lebih ke tema saja,” ujarnya.
Patut diketahui, film dokumenter Cowboys in Paradise yang digarap oleh Amit Virmani, bercerita tentang pria penghibur atau Gigolo di Pantai Kuta bali. Film tersebut mendapat protes keras dari masyarakat Kuta.
Cuplikan film tersebut dapat diakses melalui pengunduh Youtube atau melalui situs www.cowboysinparadise.com. Masyarakat Kuta menilai film ini menyimpang karena menyebut Kuta sebagai surga wisata seks bagi ribuan turis wanita.
Film yang telah ditayangkan di DMZ Korean International Documentary Festival, rencananya juga akan ditayangkan di Amerika Utara dan Eropa. Dalam situs Cowboys in Paradise, belum disebutkan kapan film dokumenter tersebut akan ditayangkan di benua Eropa dan Amerika.
